Martin Seligman dan Walter Mischel

Martin Seligman dan Walter Mischel


 

Elvira Julia/19310410075
Tugas Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S. Psi. M. A

Martin Seligman seorang tokoh yang terkenal dengan nama father of positive psychology, ia mampu mengubah cara  pandang dan cara berpikir para psikolog dengan mengubah psikologi negatif menjadi psikologi positif. Dalam psikologi positif mengkaji tentang kekuatan dan kebajikan yang bisa membuat seseorang menjadi berhasil dalam hidup atau meraih tujuan hidupnya, sehingga ia menjadi bahagia. Seligman menegaskan bahwa kebahagiaan merupakan konsep yang subyektif karena setiap individu memiliki tolak ukur dan memiliki faktor penilaian yang berbeda-beda. Faktor-faktor itu, antara lain, uang, status pernikahan, kehidupan sosial, usia, kesehatan, emosi negatif, pendidikan, iklim, ras, dan jenis kelamin, serta agama atau tingkat religiusitas. Selain itu, terdapat aspek kebahagiaan otentik menurutnya yaitu:

1.     Kepuasan akan masa lalu
2.     Kebahagiaan pada masa sekarang
3.     Optimisme akan masa depan

Selanjutnya Julian B. Rotter dan Walter Mischel menekankan peran aktivitas kognitif dan belajar dengan cara mengamati tingkah laku manusia, serta melihat manusia sebagai orang yang berpengaruh terhadap lingkungannya sama seperti lingkungan berpengaruh terhadap dirinya. Rotter dan Walter Mischel dalam (Jess Feist ,2007) berasumsi bahwa faktor kognitif membentuk bagaimana manusia akan bereaksi terhadap dorongan dari lingkungannya. Dalam teori kognitif berpandangan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.

Teori ini menekankan pada aspek pikiran yang dapat membentuk pola perilaku manusia. Pikiran manusia erat kaitannya dengan kecerdasan yang dimilikinya. Semakin cerdas seseorang maka semakin baik pula pola pemikirannya dalam menentukan perilaku mana yang akan dipilihnya sebagai sesuatu yang baik dan beretika. Dimana manusia dapat mulai mengubah pola perilaku yang dimilikinya dengan nilai-nilai yang   positif, sehingga ia dapat meraih tujuan dalam hidupnya dengan lebih baik.

Dalam kajian  tentang psikologi positif Seligman membagi 3 cara untuk bahagia, yaitu :

1. Have a pleasant life (life of enjoyment), berusahalah mencari kenikmatan sebanyak mungkin yang membuat hidup menyenangkan akan tetapi dengan batasan yang diyakini. Semakin banyak kenikmatan yang dicari atau didapatkan kemungkinan besar sangat sulit  untuk terpuaskan.

2.  Have a good life (life of engagement) yaitu mulailah terlibat dalam sebuah hubungan ataupun kegiatan dimana individu mampu  merasakan berada diluar realitas sehari-hari dengan fokus terhadap  apa yang di jalani saat ini akan membuat waktu terasa berlalu begitu saja tentunya dengan sangat paham apa dan bagaimana yang harus dikerjakan atau di jalaninya.

3.    Have a meaningful life (life of contribution)  yaitu mulai belajar untuk berkontribusi dengan orang lain ataupun sifat ingin kebermanfaatan untuk orang lain dengan tergabung dalam sebuah organisasi atau suatu tradisi agar hidup lebih terasa bermakna. Karena hakikatnya ketika hidup terasa bermakna akan menjadi sumber kebahagiaan bagi individu itu sendiri.

Dengan demikian, psikologi positif berhubungan dengan penggalian emosi positif, seperti bahagia, kebaikan, humor, cinta, optimis, baik hati, dan sebagainya. Sebisa mungkin kita lebih mengeluarkan emosi positif kita dibandingkan emosi negatif kita sehingga hasil yang didapt pun akan positif.

Daftar Pustaka :

Feist, J. & Gregory J. Feist. (2008). Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusdina Ika, 2017. Konsep Authentic Happiness pada Remaja dalam Perspektif Teori Myers. Jurnal Kependidiakan  Dasar Islam Berbasis Sains.   Vol. 2. No. 1.

Samadi Sunedi, 2018. Psikologi Positif. Yogyakarta : Titah Surga.

 

 

Comments