Albert Bandura
Albert Bandura
Albert Bandura lahir di Alberta, Kanada, pada 1925. Dia memperoleh gelar doktornya dalam bidan psikologi klinis dari University of Lowa di mana arah pemikirannya di pengaruhi oleh tulisan Miller dan Dollard (1941) yang berjudul social learning and imitation. Setelah sampai di Stanford University pada 1950-an Bandura memulai sebuah program penelitian yang mengeksplorasi pengaruh-pengaruh terhadap prilaku social. Dia yakin bahwa teori-teori pengkondisian yang popular pada saat itu menawarkan penjelasan-penjelasan yang tidak lengkap mengenai diperolehnya dan dijalankannya prilaku-prilaku yang pro social dan yang menyimpang. Struktur kepribadian yang dikemukan oleh Bandura terdiri dari empat aspek yaitu Sistem Self (Self System), Regulasi Diri, Efikasi Diri dan Efikasi Koletif.
1) Sitem Self (Self System)
Bandura menyakini pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah satu determinan tingkah laku yang tidak dapat dihilangkan tanpa membahayakan penjelasan dan kekuatan prediksi. Sistem self yang dimaksud yaitu stuktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan seprangkat fungsi, persepsi evaluasi dan pengaturan tingkah laku. Fungsi psikologi dalam diri individu disebut oleh Bandura sebagai kondisi “triadic reciprocal caustation”
Sistem tersebut menandakan bahwa tindakan manusia adalah hasil dari interkasi antara lingkungan, perilaku dan manusia itu sendiri. Digunakannnya kata reciprocal (timbal balik) untukmengindikasikan adanya interaksi dan dorongan yang mempunyai kekuatan dan memberika kontribusi yang setara.
2) Regulasi diri
Istilah regulasi diri yang dimaksud adalah bahwa individu memiliki kapasitas memotivasi dirinya sendiri untuk menetapkan tujuan personalnya, merencanakan strategi sebagai evaluasi dan modifikasi perilaku yang sedang berlangsung. Bandura menjelaskan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk “meramal” yang oleh penulis dipahami sebagai kemampuan memprediksi atas suatu hal sehingga individu mampu mengantisipasi hasil dan membuat rencana sesuai dengan harapannya.
Dalam kegiatan memotivasi individu melakukan dua strategi yaitu strategi reaktif dan strategi proaktif. Strategi reaktif dipakai dalam rangka mencapi tujuan, sedangkan strategi proaktif digunakan oleh individu dalam mencapai tujuan yang lebih tinggi. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi regulasi diri seseorang, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh observasi diri, proses penilian atau mengadili tingkah laku, dan reaksi diri afektif (self response). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhinya yaitu evaluasi tingkah laku dan penguatan (reinforcement).
3) Efikasi Diri (Self Efficacy)
Bandura menyakini bahwa efikasi diri meruapakan elemen kepribadian yang krusial. Yusuf dan Juntika mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri (sikap percaya diri) terhadap kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan. Efikasi diri sering dikait-kaitkan dengan ekspektasi hasil yang merupakan perkiraan bahwa tingkah laku yang dilakukan oleh diri akan mencapai hasil tertentu. Efikasi diri dapat bersumber dari empat hal, yaitu:
a. Pengalaman performasi merupakan prestasi yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu.
b. Pengalaman vikarius merupakan pengalaman yang diperoleh melalui social modeling,
c. Persuasi sosial
d. Keadaan emosi.
4) Efikasi Koletif
Pendapat Bandura mengenai individu adalah orang berusaha mengontrol kehidupan dirinya tidak hanya dengan efikasi diri individual, melainkan juga melalui efikasi kolektif. Efikasi kolektif merupakan keyakinan yang ada dalam masyarakat bahwa usaha mereka secara berama-sama dapat menghasilkan perubahan sosial tertentu.
Menurut Bandura motivasi adalah konstruk kognitif yang mempunyai dua sumber, gambaran hasil pada masa yang akan datang (yang dapat menimbulakan motivasi tingkah laku saat ini), dan harapan keberhasilan didasarkan pada pengalaman menetapkan dan mencapai tujuan. Dengan kata lain, harapan mendapat reinforsemen yang diinginkan, dan kemudian mengevaluasi performansi dirinya, yang termotivasi untuk bertindak pada tingkat tertentu. Anak yang lemah matematik, tampak meningkat performansinya ketika mereka menetapkan dan berusaha mencapai serangkaian tujuan yang berurutan yang memungkinkan evaluasi diei segera daripada menetapkan tujuan yang jauh dan membutuhkan waktu lama mencapainya.
Daftar Pustaka :
Alwisol, 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Bandura, A & Walters, R.H. (1963). Social learning and personality development. New York: Rinehart & Wntson,
Feist, Jess, dan Gregory J. Feist., Teori Kepribadian, ( Jakarta: Salemba Humanika, 2010).
Comments
Post a Comment